Internet Addiction
Kecanduan internet adalah sebuah fenomena yang bisa dibilang baru. Beberapa ilmuwan psikologi tidak sepakat memasukkan gejala kecanduan internet sebagai gangguan mental. Namun, penelitian di China baru-baru ini menampik pendapat tersebut.
Penelitian menunjukkan bahwa otak remaja yang kecanduan internet memiliki 'materi putih' yang abnormal. Materi putih adalah lapisan yang memisahkan dan mengelilingi kabel saraf antara sel-sel saraf. Namun belum jelas apakah perbedaan ini dapat menyebabkan kecanduan internet atau justru fenomena ini disebabkan oleh kecanduan internet. "Daerah materi putih yang ditunjukkan dalam penelitian telah diketahui terlibat dalam perilaku kecanduan dan kompulsif," kata Jonathan Wallis, profesor psikologi dan ilmu saraf di University of California, Berkeley, yang mempelajari otak seperti dilansir Healthday. Kecanduan internet telah diperdebatkan secara luas dalam dunia kesehatan mental, terutama karena buku pegangan dan panduan gangguan psikologis, 'The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)' sedang direvisi. Beberapa ahli tidak setuju jika kondisi ini dimasukkan dalam kategori kecanduan atau kategori lain.
Kecanduan internet juga menjadi topik panas di China. Para peneliti di Universitas Jiao Tong dan Akademi Ilmu Pengetahuan China tergelitik untuk lebih memahami isu ini. Para peneliti melakukan scan otak MRI terhadap 17 orang remaja yang diduga memiliki kecanduan internet.
Gejalanya antara lain, disibukkan dengan Internet, sudah berulang kali mencoba mengontrol penggunaan internet namun gagal, merasa gelisah, murung, depresi atau mudah tersinggung ketika mencoba mengurangi penggunaan internet. Para peneliti membandingkan scan otak remaja tersebut dengan 16 orang remaja yang tidak mengalami kecanduan internet pada usia dan jenis kelamin yang sama.
Dalam laporan penelitian yang dimuat jurnal PLoS One, para ilmuwan menemukan bahwa remaja yang mengalami kecanduan internet memiliki kerusakan pada 'materi putih' nya. Kerusakan itu terjadi pada bagian otak yang berfungsi dalam pengambilan keputusan.
Kecanduan internet digambarkan sebagai gangguan kontrol impuls , yang tidak melibatkan penggunaan obat memabukkan dan sangat mirip dengan judi patologis . Beberapa pengguna internet dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan teman-teman on-line dan kegiatan yang mereka buat pada layar komputer mereka . Pengguna internet dapat menikmati aspek dari Internet yang memungkinkan mereka untuk bertemu, bersosialisasi , dan bertukar pikiran melalui penggunaan chat room , situs jaringan sosial , atau " komunitas virtual . " Pengguna Internet lainnya menghabiskan berjam-jam meneliti topik yang menarik online atau " blogging " . Blogging adalah kontraksi dari istilah " Web log " , di mana seorang individu akan memposting komentar dan menjaga kronik rutin peristiwa . Hal ini dapat dipandang sebagai journal dan entri terutama tekstual .
Mirip dengan kecanduan lainnya , mereka yang menderita kecanduan internet menggunakan dunia fantasi virtual untuk terhubung dengan orang-orang nyata melalui Internet , sebagai pengganti hubungan manusia kehidupan nyata , yang mereka tidak dapat mencapai normal .
#PTI Tanda-tanda peringatan dari kecanduan internet:
· Keasyikan dengan internet, pikiran tentang sebelumnya aktivitas on-line atau antisipasi sesi on-line berikutnya.
· Penggunaan internet dalam meningkatkan jumlah waktu untuk mencapai kepuasan.
· Berulang, upaya gagal untuk mengontrol , mengurangi atau menghentikan penggunaan internet.
· Perasaan gelisah , kemurungan , depresi , atau lekas marah ketika mencoba untuk mengurangi penggunaan internet.
· On-line lama daripada yang dimaksudkan.
· Terancam atau mempertaruhkan kehilangan hubungan yang signifikan, pekerjaan, pendidikan atau peluang karir karena penggunaan internet.
· Terletak kepada anggota keluarga, terapis, atau orang lain untuk menyembunyikan tingkat keterlibatan dengan internet.
· Penggunaan internet adalah cara untuk melarikan diri dari masalah atau untuk meringankan suasana hati dysphoric, misalnya perasaan putus asa, rasa bersalah, kecemasan,depresi.
#PTI Efek Kecanduan Internet :
Hasil kecanduan internet dalam kehidupan pribadi, keluarga,akademik, keuangan, dan masalah pekerjaan yang merupakan ciri khas dari kecanduan lainnya. Penurunan hubungan kehidupan nyata terganggu akibat penggunaan berlebihan internet. Individu yang menderita kecanduan internet menghabiskan lebih banyak waktu dalam pengasingan soliter, menghabiskan lebih sedikit waktu dengan orang-orang nyata dalam kehidupan mereka, dan sering dipandang sebagai sosial canggung. Argumen dapat mengakibatkan karena volume waktu yang digunakan on-line. Mereka yang menderita kecanduan internet mungkin mencoba untuk menyembunyikan jumlah waktu yang dihabiskan on-line, yang menghasilkan ketidakpercayaan dan gangguan kualitas dalam hubungan stabil sekali.
Beberapa menderita kecanduan internet dapat membuat personas on-line atau profil di mana mereka bisa mengubah identitas mereka dan berpura-pura menjadi orang lain selain dirinya sendiri. Mereka yang berisiko tertinggi untuk terciptanya kehidupan rahasia adalah mereka yang menderita rendah harga diri perasaan tidak mampu, dan takut ketidaksetujuan. Seperti negatif konsep diri menyebabkan masalah klinis depresi dan kecemasan.
Banyak orang yang mencoba untuk berhenti menggunakan internet mereka pengalaman penarikan termasuk, marah, depresi, lega , perubahan suasana hati, kecemasan, ketakutan, marah, sedih, kesepian, kebosanan, kegelisahan, penundaan, dan sakit perut. Menjadi kecanduan internet juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik atau masalah medis seperti, Sindrom Carpal Tunnel, mata kering, sakit punggung, sakit kepala parah, makan penyimpangan, (seperti melewatkan makan), kegagalan untuk menghadiri kebersihan pribadi, dan gangguan tidur.
Manusia dan Internet merupakan sebuah interaksi yang sangat melekat pada masa kini, manusia sangat membutuhkan internet untuk kebutuhan sehari-hari. Internet sangat universal untuk interaksi manusia baik untuk pekerjaan, tugas sekolah atau kuliah, maupun komunikasi untuk kepentingan pribadi. Internet kini sangat mudah diakses dan terjangkau untuk kalangan masyarakat bawah hingga atas, semua orang bisa dengan mudah mengakses internet kapan saja serta dimana saja. Internet sangat berpengaruh terhadap pekerjaan, karena internet memang sangat menguntungkan untuk penggunanya. Teknologi internet sangat mempengaruhi perilaku manusia, dimana teknologi ini dapat menghubungkan antara satu computer dengan computer lain dibelahan dunia lain. Penggunaan internet sebagai salah satu cara untuk mengburangi loneliness . pada individu yang mengalami loneliness apabila ia banyak menghabiskan waktu banyak waktu sendirian di depan computer baik di kantor maupun dirumahnya maka orang tersebut akan menyediakan waktu lebih sedikit untuk hubungan tatap muka di dunia nyata dan mengurangi kesempatannya untuk berinteraksi dengan orang lain.
Internet addiction oleh Young (dalam Tuapattimaja & Rahayu) diungkapkan sebagai sebuah syndrome yang ditandai dengan menghabiskan banyak waktu dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online, orang-orang yang menunjukkan syndrome ini akan merasa cemas, depresi,atau hampa saat tidak online di internet serta menyebabkan korbannya mulai menyembunyikan tingkat ketergantungannya terhadap internet tersebut.
Penggunaan internet yang berlebihan mencapai presentase 52% sangat jauh berbeda dengan yang kecanduan internet yang hanya mencapai 8% saja. Walaupun masalah kecanduan internet hanya mencapai presentase yang sedikit, tetapi melihat presentase penggunaan internet yang berlebihan mencapai 52% perlu diperhatikan lagi permasalahan ini, karena kecanduan internet bermula dari keasyikan kita berlama-lama menggunakan internet, lambat laun kita akan merasa cemas dengan tidak bermain internet, dan lama-kelamaan akan menjadi pecandu internet yang sulit lepas dari internet dan berdampak kurang baik dalam aspek psikologis (neuroticism, extraversion, kecemasan sosial, kesepian emosional, kesepian sosial, dukungan sosial, dan dukungan sosial internet). Hal-hal tersebut meninmbulkan tekanan pada diri seseorang bentuk-bentuk permasalahan tersebut menjadi motivasi remaja untuk menggunakan waktu dan terjadi keterikatan diri terhadap game online yang memungkinkan antar pemain dapat berinteraksi menambah peluang individu membangun relasi melalui dunia virtual.
Jerman, Psikologi Zone – Sekitar 500 ribu masyarakat Jerman masuk dalam kategori pecandu internet. Rata-rata mereka menunjukkan simtom yang sama dengan kecanduan narkoba atau alkohol. Para pecandu merasakan hidup tanpa gairah bila tidak ada internet. Akibatnya, generasi muda Jerman bisa terancam karna kondisi tersebut.
“Abad ke 21, baik di bidang kerja maupun secara pribadi, orang tidak bisa lepas dari internet”, kata Michael Bender, dokter kepala bagian psikiatri, psikosomatis dan psikoterapi di rumah sakit Rhein-Jura.
Menurut laporan pemerintah setempat, lebih dari setengah juta warga usia 14 hingga 64 tahun mengalami kecaduan internet. Sebanyak 250 ribu pecandu internet masuk dalam usia remaja, dengan laki-laki remaja sebagai pecandu paling beresiko. Sedangkan perempuan lebih candu pada jejaring sosial dibandingkan laki-laki.
“Penderitanya menunjukkan gejala yang sama seperti pecandu minuman keras atau narkoba”, kata Michael Bender.
Mereka yang mengalami kecanduan internet kerap memutus komunikasi dengan keluarga dan teman mereka di dunia nyata. Hal pertama yang dilakukan saat setelah bangun tidur adalah hidupkan komputer dan segera online.
“Banyak yang menyadari, mereka mengabaikan aktifitas sosial dan kegiatan waktu luangnya. Tapi tidak mampu keluar dari jeratan dunia virtual. Mereka tidak bisa lagi mengendalikan konsumsinya akan internet”, kata Bender.
Contoh Kasus :
Jakarta - Internet sangat akrab dengan masyarakat sekarang ini, khususnya kaum muda, bahkan termasuk anak-anak. Banyak dari mereka yang tidak bisa lepas dari internet walau hanya sehari. Hal inilah yang perlu untuk diperhatikan, karena kecanduan internet pastinya bisa menimbulkan berbagai dampak negatif, salah satunya adalah radiasi.Dilansir dari Asiaone, Sabtu (24/8/2013), terjadi jumlah peningkatan kaum muda yang sangat terobsesi menggunakan smartphone dan komputer. Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan di Singapura, sekitar 520.000 pelajar SMP dan SMA mengalami kecanduan internet, terutama untuk game online dan e-mail.Survei menunjukkan bahwa 9 persen dari pelajar SMP dan 14 persen dari pelajar SMA mengakses internet lebih dari lima jam setiap hari kerja.Apa yang tidak boleh diabaikan dalam survei ini adalah bahwa persentase yang signifikan dari siswa yang diyakini begitu terobsesi untuk ‘online’ tak dapat menahan dirinya untuk tidak mengakses internet. Mereka merasa seperti terkena iritasi jika mereka harus berhenti menggunakannya. 60 persen dari kaum muda yang mengikuti survei juga menderita gangguan tidur pada malam hari, waktu siang hari dan malam mereka pun cenderung terbalik akibat daya serap mereka di internet pada larut malam. Dalam beberapa kasus, mereka melewati sekolah dan membatasi diri mereka di kamar.Kecanduan kaum muda ini terhadap internet selama masa pertumbuhan mereka merusak pikiran dan tubuh mereka. Situasi ini sangatlah serius.Beberapa pecandu internet memiliki gangguan gizi karena kebiasaan makan yang tidak teratur. Mereka juga menunjukkan gejala penyumbatan pembuluh darah serta penggumpalan darah akaibat berjam-jam mempertahankan postur duduk yang sama. Semakin kecanduan dengan internet, semakin besar kemungkinan mereka akan merasa tertekan.Perhatian medis dibutuhkan untuk orang yang mengalami kecanduan serius terhadap internet. Terus berjam-jam menghabiskan waktu menggunakan internet bisa membuat pecandu lebih sadar dengan masalah mereka. Pada beberapa rumah sakit, dokter dan psikolog klinis memberikan konseling. Namun hanya beberapa lembaga medis yang memiliki departemen yang mampu menyediakan perawatan khusus. Hal ini diperlukan untuk memelihara spesialis dengan keahlian yang cukup untuk menyembuhkan orang kecanduan internet dan menciptakan pusat-pusat untuk menyediakan layanan konsultasi bagi pecandu.Memang tidak bisa dipungkiri, sekarang ini internet merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti belajar dan bekerja. Smartphone tersebar dengan cepat. Ada kemungkinan kuat jumlah pecandu internet akan meningkat.Tapi jika digunakan secara berlebihan tentunya tidak bagus. Oleh karena itu, diharapkan dalam menerima pelajaran dengan bantuan komputer di sekolah, siswa tidak hanya diajarkan bagaimana menggunakan perangkat elektronik. Mereka juga harus didorong untuk menyadari bahaya penggunaan internet secara berlebihan.Bagi orang tua, dalam membeli smartphone untuk anak-anak mereka, sebaiknya meletakkan aturan-aturan pada mereka berapa banyak jam mereka boleh menggunakannya setiap hari.Fenomena adiksi yang terjadi sebagai dampak interaksi manusia dan internet (internet addiction)Menurut Arthur T. Hovart, Adiksi atau kecanduan berarti suatu aktivitas atau substansi yang dilakukan berulang-ulang dan dapat menimbulkan dampak negatif. Hovart juga menjelaskan bahwa contoh kecanduan bisa bermaca-macam.Kecanduan Internet berarti bahwa sang pecandu selalu menggunakan Internet selama berjam-jam dalam kehidupannya.Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain. Jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan statistik gangguan mental, atau yang biasa disebut dengan DSM, namun secara bentuk dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan himpunan psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan.Adiksi terhadap internet terlihat dari intensi waktu yang digunakan seseorang untuk terpaku di depan komputer atau segala macam alat elektronik yang memiliki koneksi internet, dimana akibat banyaknya waktu yang mereka gunakan untuk online membuat mereka tidak peduli dengan kehidupan mereka yang terancam diluar sana, seperti nilai yang buruk disekolah atau mungkin kehilangan pekerjaan dan bahkan meninggalkan orang-orang yang mereka sayangi.Beberapa bentuk gejala kecanduan ditunjukkan dengan kurangnya tidur, kelelahan, nilai yang buruk, performa kerja yang menurun, lesu dan kurangnya fokus. Penderita juga cenderung kurang terlibat dalam aktivitas dan hubungan sosial. penderita akan berbohong tentang berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk online dan juga tentang permasalahan-permasalahan yang mereka tunda karenanya. Dalam keadaan offline mereka menjadi pribadi yang lekas marah saat ada yang menanyakan berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk berinternet. Jenis-Jenis Internet addictionBerikut ini adalah sub-sub tipe dari internet addiction menurut Kimberly S. Young, et. al. (2006):a. Cybersexual Addiction,Termasuk ke dalam cybersexual addiction antara lain adalah individu yang secara kompulsif mengunjungi website-website khusus orang dewasa, melihat hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas yang tersaji secara eksplisit, dan terlibat dalam pengunduhan dan distribusi gambar-gambar dan file-file khusus orang dewasa.b. Cyber-Relationship AddictionCyber-relationship addiction mengacu pada individu yang senang mencari teman atau relasi secara online. Individu tersebut menjadi kecanduan untuk ikut dalam layanan chat room dan seringkali menjadi terlalu-terlibat dalam hubungan pertemanan online atau terikat dalam perselingkuhan virtual.c. Net compulsionsYang termasuk dalam sub tipe net compulsions misalnya perjudian online, belanja online, dan perdagangan online.d. Information OverloadInformation overload mengacu pada web surfing yang bersifat kompulsif.e. Computer AddictionSalah satu bentuk dari computer addiction adalah bermain game komputer yang bersifat obsesif.Contoh kasus:Kecanduan Game Online, Anak Bisa KriminalTEMPO.CO, Surakarta – Yayasan Sahabat Kapas menilai kecanduan anak-anak pada game online sudah seperti kecanduan seseorang kepada narkotik. Sebab, ketika ingin bermain dan tidak punya uang, anak akan melakukan segala cara, termasuk berbuat kriminal.
Koordinator Yayasan Sahabat Kapas, Dian Sasmita, mengatakan, dalam enam bulan terakhir, di Surakarta ada tujuh anak yang melakukan pencurian demi bisa bermain game online. “Sebagian di antaranya saat ini kami dampingi,” katanya di sela aksi menyambut Hari Anak Nasional, Minggu, 1 Juli 2012.
Aktivitas di depan layar komputer untuk bermain game onlinepunya dampak buruk untuk anak-anak. Antara lain, anak-anak jadi terisolasi dari lingkungan dan pergaulan nyata karena terlalu asyik dengan dunia maya yang sedang dihadapi.
Bahkan mereka bisa terbawa untuk berperilaku agresif, meniru apa yang dilihat di permainan, misalnya untuk permainan yang berkaitan dengan peperangan. Nah, lantaran ingin meneruskan permainan padahal tidak punya uang, anak bisa terdorong melakukan tindak kejahatan seperti mencuri. “Belum lagi jika bicara nilai pelajaran di sekolah bisa menurun karena konsentrasi belajar juga turun,” kata Dian.
Dian mengakui penggunaan Internet memang tidak sepenuhnya punya dampak buruk. Itulah perlunya peran orang tua mengawasi kegiatan anak di depan komputer. “Dampingi anak-anak saat mengakses Internet. Selain itu, beri batasan waktu,” kata Dian.
Solusi mengatasi kecanduan game online, dia menyarankan orang tua agar memberikan alternatif kegiatan. Anak usia 7-18 tahun semestinya bisa melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat daripada sekadar menghabiskan waktu bermaingame online.
Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, Juliani Prasetyaningrum, mengatakan game online menjadi pelarian bagi anak-anak yang merasa tidak nyaman di rumah. “Mungkin di rumah tertekan dengan tuntutan prestasi yang diminta orang tua atau memang tidak betah di rumah karena ada masalah di keluarga,” katanya.
Karena itu, anak-anak lantas memilih bergabung dengan kelompoknya, seperti komunitas penggemar game online. Tindakan kejahatan demi menyalurkan hobinya bermain game online tidak terlepas dari pengaruh dalam komunitasnya tersebut. “Kalau kelompoknya itu melakukan kejahatan, maka bisa ikut-ikutan,” katanya.
Juliani menyarankan orang tua untuk secara intens menjalin komunikasi dengan anaknya. Kemudian mengubah cara berkomunikasi, dari semula selalu menuntut, beralih menjadi pendamping dan teman bagi si anak. “Kuncinya di orang tua dan keluarga, yang memang sering berinteraksi dengan anak-anak,” ujarnya.
Sumber :
" Virtual Addiction " David N. Greenfield , Ph.D. , " Terperangkap dalam Bersih" Dr Kimberly Young, Pusat Internet Addiction Recovery, American Psychiatric Association .
http://lianurbaiti.wordpress.com/2013/10/24/dampak-interaksi-manusia-dan-internet-internet-addiction/
http://wahyuasriyunita.wordpress.com/2013/10/24/internet-addiction/